Rabu, 12 Desember 2012

Gudeg Jogja

Bahan Gudeg Jogja

  • Nangka Muda – Secukupnya
  • Telur Ayam – 3 butir
  • Daging Ayam – 1/2 kg
  • Daun Jati – 3 lembar
  • Santan Kelapa – 1 butir

Bumbu Bumbu Gudeg jogja

  • Bawang merah – 8 buah
  • Bawang Putih – 4 siung
  • Ketumbar – 1/2 sendok
  • Kemiri – 10 biji
  • Lengkuas – 1 ruas
  • Terasi – secukupnya
  • Daun salam – 2 lembar
  • Gula merah – 2 sendok makan
  • Garam dan penyedap – secukupnya

Cara memasak Gudeg jogja

  • Rebus telur, kupas kulitnya
  • Nangka muda di potong agak kasar, rebus dengan daun jati agar nangkanya berwarna merah dan cepat lunak kemudian tiriskan.
  • Semua bumbu dihaluskan kecuali daun salam serta lengkuas.
  • Bumbu dimasukkan kedalam panci yang berisi potongan – potongan Ayam, nangka serat santan.
  • Masukkan telur rebus dan tambahkan santan lagi, dan biarkan santan sampai habis.

Ayam Bakar Taliwang


Bahan ayam Taliwang:
  • 1 ekor ayam Kampung
  • 100 ml minyak sayur
  • 1 buah jeruk limau, ambil airnya
Bumbu ayam taliwang,
           haluskan:
  • 14 buah cabai merah kering
  • 12 butir bawang merah
  • 8 siung bawang putih
  • 100 g tomat merah
  • 2 sdt terasi goreng
  • 5 cm kencur
  • 25 g gula Jawa
  • 2 sdt garam
Cara membuat:
Belah ayam dari bagian tengah dadanya hingga ke arah leher. Balikkan ayam dan tekan hingga terbuka.Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga wangi dan matang. Angkat.Perciki air jeruk limau, aduk rata. Lumuri ayam dengan bumbu hingga rata. Taruh di atas loyang datar, panggang dalam oven panas 180 C selama 1 jam hingga matang. Balik-balik dan olesi bumbu sekali-sekali. Angkat. Panggang ayam di atas bara api arang hingga agak kering. Angkat. Sajikan hangat dengan sisa bumbunya. Untuk 6 orang

Sumber : infojajan.com

Rendang Padang Indonesia

Bahan:
  • 1 ½ kilo daging sapi
  • 12 gelas santan dari 3 butir kelapa
  • 2 biji asam kandis
  • 1 batang serai, memarkan
  • 1 lembar daun kunyit
  • 2 lembar daun jeruk purut
  • Garam secukupnya
Haluskan untuk bumbu rendang nya:
  • 1 ons cabe merah
  • 15 buah bawang merah
  • 6 siung bawang putih
  • 5 buah kemiri
  • 2 cm jahe
  • 3 cm laos (yang ini tidak perlu dihaluskan, cukup di keprak saja)
Cara membuat rendang padang adalah sebagai berikut:
  1. Daging dipotong2 sesuai selera.
  2. Dalam wajan: rebus santan dengan bumbu-bumbu yang dihaluskan plus daun-daun dan asam kandis.
  3. Aduk terus sampai mengental agar santannya tidak pecah. Kalau sudah mulai keluar minyak masukan potongan-potongan daging
  4. Aduk terus dan dimasak dengan api sedang. Kalau mau dihitamkan kecilkan apinya.

Rabu, 31 Oktober 2012

Alee dan Aleena part 1

Usianya tidak terpaut jauh dari ku, hanya dua tahun lebih muda. tapi entah mengapa gadis lucu itu selalu menarik perhatian ku. setiap bertemu dengannya otak nakal ku selalu berputar mencari cara bagaimana membuatnya menangis. aku selalu memanggilnya dengan sebutan"kelincil" karena dia lincah, imut dan rambut panjangnya yg selalu di kepang dua itu membuat setiap gerak geriknya terasa begitu indah. lompatanya saat bermain tali seperti lompatan seekor kelinci kecil, tawa dan senyumnya seperti sinaran mentari pagi yang hangat. hari2 yang terlewati bersamanya di sebuah surau kecil di kampung ku takkan pernah bisa aku lupakan...Aleena.

**********
Dia mulai beranjak remaja, tak tampak lagi lompatan lucunya saat bermain tali, yang ada hanya senyum malunya saat aku selalu berusaha menyapa, wajahnya selalu bersemu memerah saat aku mencoba menggodanya. Aku selalu menunggu di persimpangan menuju sekolah kami. Dan saat bertemu selalu ada senyuman indah untukku tapi aku selalu membalasnya dengan kenakalan entah itu menarik kuncirnya merampas tas nya dan terkadang membawa lari topi yg di kenakanya. Akan selalu ada teriakan dan tangisan manjanya, setelah puas membuatnya marah aku akan menmaninya sampai kesekolah walaupun ditemani dengan wajah cemberutnya, itu adalah saat2 terindah bersamanya....Aleena

*********
Dewasa, yah gadis kecil itu sudah beranjak dewasa tapi kecantikan dan kelucuanya masih tetap sama. Namun otak nakal ku mungkin yang berbeda, sejak dulu ada satu rasa yang sulit ku mengerti entah mengapa aku selalu ingin bersamanya, membuatnya menangispun bukan karena aku membencinya...membuatnya marah hanya karena aku ingin berlama2 dengannya saling adu ejekan dan tak jarang dia mengejar2 ku seperti seekor kelinci yang mengejar kupu2. Kali ini otak nakal ku selalu berusaha mencari cara bagaimana mendapatkan dirinya menjadikannya milikku seutuhnya, ah...aku kehabisan akal....Aleena

*********
Saat itu tiba..otak nakal ku berkata aku harus bisa...dia harus jadi milikku...bergegas aku kerumahnya karena rinduku tak terbendung lagi, hampir lima tahun terpisah entah seperti apa wajahnya saat ini. saat kuketuk pintu rumahnya, suara ketukan di pintu kalah dengan suara debaran jantung ku ah...Dia keluar sambil menggendong seorang anak kecil, seketika wajahku pucat kaki ku seperti tak menapak yang ada di otakku hanya satu pertanyaan konyol..benarkah dia sudah menjadi milik orang lain..??? aku kecewaa...Aleena

*********



Minggu, 28 Oktober 2012

Untuk para wanita dan pria

Wahai para wanita ingatlah : Pria yang benar-benar mencintai mu tidak akan pernah mebiarkan mu pergi dari sisinya seburuk apapun situasi yang di hadapi.

Wahai para Pria : Wanita yang benar-benar mencintai mu akan mengeluhkan atau marah tentang banyak hal tapi dia tidak akan pernah bisa jauh dari mu.

Senin, 15 Oktober 2012

Alee dan Aleena

Mari duduklah bersamaku, aku tahu ini akan menjadi senja terakhir kita bersama: Alee, Apakah ini akhir dari cerita cinta kita?: Aleena, Kuharap tidak, karena aku ingin mengalami ribuan senja lagi bersama mu: Alee, bila semua harus berakhir aku ingin perpisahan kita seindah sunset itu: Aleena, Pasti karena awal pertemuan kita pun seindah Sunrise di pagi hari: Alee, lihat sunset itu begitu indah warna lembayung senja berpadu dengan desiran lembut angin pantai menghanyutkan sama seperti cinta mu :Aleena, Begitu juga dengan awal pertemuan kita seindah sunrise di pagi hari cerah dan menghangatkan seperti senyum mu: Alee, Bila Awal pertemuan kita begitu indah jangan biarkan perpisahan kita menjadi lembah duka: Aleena, itu tidak akan pernah terjadi karena perpisahan kita juga akan seindah sunset itu : Alee, :)

Kejujuran

Untukku lebih baik tersakiti...
Oleh sebuah Kejujuran....
Ketimbang dimanjakan....
Oleh kebohongan..........

Lelaki Sukses

Lelaki yang sukses adalah...
lelaki yang penngeluarannya lebih sedikit...
Di banding pendapatannya...
Dan wanita yang sukses adalah...
Wanita yang menemukan Lelaki sukses itu ^_^

Menunggu

Lebih baik menunggu seseorang yang tepat...
Daripada harus bertemu dengan orang yang salah...

Minggu, 07 Oktober 2012

Sirkus

Terkadang hidup ini seperti sebuah pertunjukan sirkus....
Ada kalanya kau harus berguling, melompat dan melayang....
Ada kalanya kau di puji tapi tak jarang dicela karena satu kesalahan....
Tapi apapun yang terjadi ingatlah satu hal....
"The show must go on "
by : juli

Jumat, 28 September 2012

someone out there

Terkadang seseorang yang berada jauh ribuan mil dari kita...
Bisa membuat kita bahagia....
Dibanding yang berada dekat dengan kita......

Takdir cinta

Terkadang seseorang di takdirkan untuk saling jatuh cinta....
Tapi tidak semua nya di takdirkan untuk bisa bersama.....

Jumat, 14 September 2012

Orang yang kuat....

Orang yang kuat.....
Bukanlah orang yang tidak pernah menangis...
Orang yang kuat adalah.....
Ketika dia terjatuh dan menangis....
Dia mampu menghapus air matanya dan...
Bangkit kembali.......

Teko dan Isinya....

Sebuah teko hanya akan mengeluarkan isinya....
Jika isinya madu maka yang keluar pasti akan manis....
Jika isinya racun maka yang keluar adalah keburukan....
jika seseorang mencela mu....
Sejatinya dia sedang menunjukkan siapa dirinya

by : juli

Hidupmu Adalah Pilihan....

Hidup mu adalah pilihan mu....
Bila saat ini kau tidak menyukai hidup mu...
Itu artinya kau harus mulai membuat pilihan baru..

Kamis, 13 September 2012

Jadilah Sesuatu...

sesuatu....
sebatang pohon awal dari sebuah hutan..
sebuah senyuman adalah awal dari persahabatan...
sebuah kata dapat membingkai semua tujuan...
sebatang lilin bisa menghapuskan kegelapan...
sebuah tawa dapat menghapus kesedihan...
sebuah harapan dapat membangkitkan semangat...
sebuah sentuhan dapat menunjukkan perhatian...
sebuah kehidupan bisa membawa sebuah perubahan...
jadilah sesuatu hari ini....

Selasa, 04 September 2012

Tuhan Selalu Punya Rencana Terbaik

Seringkali kita menuduh Tuhan memberi musibah yang membuat hati terluka dan hidup seolah tak ada artinya. Tetapi Tuhan selalu punya rencana terbaik untuk hidup kita. Musibah yang saat ini terasa menyakitkan kadang bisa menjadi berkah untuk masa depan yang lebih baik. Salah satunya adalah kisah ini.
***
Sebuah kecelakaan kapal laut membuat seorang penumpang yang bertahan hidup terdampar di sebuah pulau tanpa penghuni. Pulau tersebut hanya ditumbuhi tanaman. Sang penumpang yang selamat percaya bahwa ini adalah keajaiban, walaupun dia tahu bahwa ribuan kilometer, koran dan televisi mengabarkan bahwa tidak ada korban yang selamat dari musibah tersebut. Beberapa helikopter terbang di atas pulau, tetapi pria itu terlalu kecil untuk dilihat dari langit. Sia-sia usahanya berteriak atau melompat-lompat sambil melambaikan tangan.
Sang pria tidak patah semangat, dia percaya bahwa suatu saat, dia akan bertemu kembali dengan keluarganya. Berminggu-minggu sang pria membiasakan diri hidup seorang diri di pulau tersebut. Dia hanya makan buah-buahan dan beberapa ikan yang berhasil ditangkap. Sedikit demi sedikit, sang pria mengumpulkan kayu dan pelepah agar bisa dibuat pondok kecil. Pondok yang bisa melindunginya dari sengatan matahari dan hujan.
Bulan berganti bulan, kulit sang pria makin hitam. Jenggotnya makin panjang dan tampak tak terawat. Tetapi dia berhasil membangun sebuah pondok kayu kecil. Ini adalah berkah yang sangat ia syukuri. Hingga pada suatu hari, panas matahari membuat api mudah memercik dari ranting dan kayu yang bergesekan. Pondok kayu kecil yang pria habis terbakar.
Sang pria menangis sejadi-jadinya. Semangatnya mulai luntur, dia mulai menyalahkan Yang Maha Kuasa. "Mengapa Kau beri cobaan seberat ini padaku," ujarnya dalam isak tangis. Bukan hal yang mudah lebih dari setahun menjalani hidup seorang diri di pulau ini. Sang pria merindukan istri dan anak-anaknya. Mungkin mereka sudah berpikir bahwa suami dan ayah mereka meninggal dunia. Saat ini, anak-anak sang pria pasti sudah besar.
Kesabaran sang pria habis saat pondok yang dia bangun dengan susah payah habis terbakar. Tuhan sangat jahat, memberi cobaan seberat ini, begitu pikirnya.
Saat meratapi pondok yang terbakar, tiba-tiba ada suara helikopter yang mendekat, makin lama makin kencang dan mendarat di pulau tersebut. Dua orang pria turun dari helikopter dan langsung menghampiri sang pria. Pria dengan tubuh tak terawat itu langsung menangis, akhirnya bantuan datang. Doanya setiap malam akhirnya terkabul.
"Syukurlah Anda masih hidup pak," ujar sang pengemudi helikopter. "Kami melihat ada api yang terbakar saat sedang berpatroli, sehingga kami mendarat di pulau ini,"
Sang pria langsung menangis, dia menyesal sudah menuduh Tuhan sangat kejam. Api yang berasal dari pondok yang terbakar adalah sinyal bagi helikopter untuk mendarat. Seandainya pondok itu tidak terbakar, bisa jadi dia tidak akan pernah bertemu keluarganya. Akhirnya sang pria pulang ke rumah dan menjadi orang yang selalu bersyukur. Musibah apapun yang dihadapi, dia anggap sebagai rencana Tuhan yang terbaik untuknya.

Dua Elang dan Seekor Katak



Tiga binatang adalah teman sekarib; dua ekor elang yang besar perkasa dan seekor katak mungil. Sesungguhnya seekor katak merupakan santapan lezat sang elang. Namun bukan mustahil sesuatu yang luar biasa bias terjadi. Dan itu mungkin yang disebut sebagai keajaiban. Ketika sang rajawali hinggap dipinggir sebuah kubangan, mereka menemukan seekor katak, walau kecil namun menarik dan mampu meluluh-lantakan ketamakan hati kedua elang itu. Perlahan mereka bersahabat, ada kasih, ada cinta, ada sayang yang terjalin di antara mereka.
Perlahan musimpun kini beralih. Belahan bumi bagian utara tempat di mana ketiga sekawan itu hidup kini perlahan dingin. Dan di awal musim dingin kawanan burung akan hijrah, terbang jauh ke belahan selatan yang lebih hangat. Kedua elangpun akan melakukan perjalanan yang sama, meninggalkan arus dingin yang bakal tiba dalam beberapa hari.
Sebuah perpisahan adalah saat yang sedih. Ada kesedihan bercokol dalam di dasar sanubari. Ada ratap tangis, ada air mata, ada kepedihan. Mereka tak meratapi perpisahan ini, tetapi menangisi saat pertemuan dulu. Mengapa hal itu terjadi? Mengapa mereka dulu pernah bertemu dan saling menjalin cinta? Namun menangisi masa silam sama halnya dengan kehampaan. Mereka harus melihat kenyataan saat kini.
"Seandainya engkau bisa terbang tinggi di angkasa raya..." demikian sang elang berkata-kata, "maka kita tak akan harus berpisah!" Sang katak yang kerdil kini berpikir keras mencari jalan, dan akhirnya muncul dengan sebuah gagasan gemilang. Ia membawa sebuah tongkat. Dengan paruhnya masing-masing kedua elang itu memegang kedua ujung tongkat, dan sang katak dengan mulutnya memegang erat di bagian tengah tongkat itu. Maka terjadilah... Ketiga binatang itu bersama-sama terbang riang di angkasa biru.
Semua binatang lain mengangkat wajah melihat keajaiban di atas sana. "Oh...Betapa hebatnya. Katakpun bisa terbang tinggi. Seandainya aku bisa terbang di langit biru." Demikian mereka berdecak kagum. Mendengar decakan kagum itu sang katak menjadi sangat bangga. Dalam hatinya ia tak henti-hentinya berkata pada dirinya sendiri, "Kalau bukan karena kepintaranku maka keajaiban ini tak akan pernah terjadi."
Tak lama berselang sebuah suara teriakan nyaring terdengar di telinga sang katak; "Wah...! Siapakah yang sedemikian pintarnya menemukan cara gemilang ini sehingga sang katakpun bisa terbang tinggi?"
Sang katak kini tak mampu menahan diri. Ia ingin agar semua orang tahu bahwa hal ajaib ini terjadi karena kehebatannya. Karena itu dengan sekuat tenaganya sang katak membuka mulut dan berteriak; "Ini adalah hasil pikiran sa..." Sayang...seribu sayang! Sebelum ia mampu menyelesaikan kata-katanya, ia telah terjerembab jatuh, badannya menghantam wadas keras, dan seketika itu juga menjadi seonggok sampah tak bermakna.
Seandainya sang katak tak berkoar mewartakan kebesaran dirinya sendiri, maka mereka akan bersama-sama tiba di dunia baru, dunia yang penuh kehangatan.

Jumat, 03 Agustus 2012

Andai Dia tahu


lagu sedih itu kembali kuputar menemani hari2 ku yang mebosankan, ah..andai saja waktu bisa kuputar aku ingin hari yang ku lalui bersama Dimas terulang kembali.
"kenapa sih suka banget dibonceng pake sepeda kumbang si Dimas? .pasti dah kena pelet" semua teman2 ku selalu mengolokku setiap kali melihat aku pulang diantar dengan sepeda kumbang dimas, sementara beberapa teman yang lain selalu ku tolak setiap menawari ku pulang dengan motor nya.

entah apa yang menarik dari Dimas, sosok culun bahkan hampir bisa di kategorikan ndeso, tapi kesederhanaan itu yang membuat aku tertarik padanya. setiap kali aku uring2an dan malas pulang ke rumah dengan sabar Dimas menemani ku berputar2 di sepanjang jalan disekitar sekolah, setiap aku ngomel dan ngedumel karena pr atau dimarahi guru Dimaslah yang selalu setia mendengarkan ocehan ku.

"Besok aku akan ke magelang, aku diterima di akmil" hanya kata2 itu yang selalu aku ingat, karena kata2 itu pula aku pulang tanpa sepatah katapun dan membiarkan dimas terdiam ditemani sepeda kumbangnya. "ayoo kejar aku dan jangan biarkan aku berlalu" rasanya teriakan hati ku saat itu sia2.

Dimas tetap pergi dan meninggalkan aku dengan kesendirian ku, ah begitu bodoh kah dia hingga tidak menyadari hati ku terluka..?

lima tahun berlalu tanpa kabar, perlahan akupun hampir bisa melupakannya,tapi entah mengapa aku tak pernah tertarik pada sosok laki2 lain, tidak ada laki2 yang seculun dan sendeso dimas terkadang aku berpikir seperti apa sosoknya sekarang.

Dari kejauhan rumah ku terlihat ramai dengan beberapa mobil dan orang2 yang baru saja keluar dari rumah aneh..sepertinya tidak ada acara apa2 saat aku pergi tadi.
"ini loh Rima yang ditunggu2" tiba2 saja ibuku menarik tangan ku saat memasuki pintu rumah dan mengenalkan ku pada para tamu. dengan kebingungan aku menyalami semua tamu yang datang.
"wah..cantik yah pamtesan Aryo pengen buru2 ngelamar takut di samber orang kali" celoteh salah seorang tamu. " lamaran..? Aryo?  duh..apalagi ini..?" aku hanya bisa tersenyum dalam kebingungan.

"mau kan menjadi istri ku..?" tiba2 saja suara seseorang mengagetkan ku diantara kerumunan orang yang sedang keluar tiba2 saja ada sosok seseorang yang sudah lama ingin aku lihat. Dimas tidak lagi culun dan Ndeso seperti dulu ohh dia begitu gagah dengan seragam angkatan lautnya.
"Dimas?? koq kamu bisa ada disini, ngapain?" tanya ku seperti orang bodoh karena begitu terkejut.
"mau jemput kamu, kalau kelamaan nanti kamu uring2an lagi" goda dimas sambil tersenyum nakal.
ahh..kepala ku pusing, tapi hati ku berbunga2, perasaan apa ini??

pada kesempatan lain, saat berdua dimas menceritakan kenapa dulu dia terpaksa meninggalkan aku.
"bukannya aku tidak tau perasaan mu, tapi aku ingin menjadi seseorang yang berarti untuk mu dan menjadi seseorang yg bisa kau banggakan untuk bisa mendampingi hidupmu, kalau aku ndeso terus mana kamu mau..??" itu alasan Dimas kenapa dia berkeras meninggalkan aku dan menggapai cita2nya.
"kenapa gak pernah kasi kabar? trus kalau aku keburu di lamar orang gimana?" aku masih kesal dengan kehadirannya yg tiba2 walau jauh di dalam hati ku ada bahagia yang tak terkatakan.
"dilamar orang? aku kenal kamu rima, hati mu sudah terisi penuh dengan sosok ku kan?, lagian sebenarnya aku selalu tau perkembangan mu dari mas prio " dimas tertawa tak henti2 melihat aku yg uring2an.

"Dasar.. Aryo Dimas liat aja nanti aku akan buat hidup mu sengsasara, kamu akan rasakan apa yang aku rasakan selama ini" teriakku sambil memkul manja dadanya.
"bukan cuma kamu yang sedih, aku juga, tapi keinginan ku untuk menjemput mu yg buat aku kuat, itu sebabnya begitu tamat aku langsung melamar mu, jangan marah lagi yah" pintanya dengan dengan tersenyum, ahh senyum itu yang dulu selalu buat aku tenang. sekarang aku tak pernah lagi berharap Andai dia tahu perasaan ku...




Beri aku kesempatan kedua

Punya jabatan, tampang yang lumayan, tapi kenapa susah dapat jodoh ya..?? paling tidak itulah kata2 yang sering di bisikkan semua orang setiap melihat aku. ah..persetan dengan semua pemikiran orang2 toh mereka tidak pernah tau apa yang pernah aku alami.

Maya...yah bayangan gadis lucu itu belum bisa beranjak dari otakku, walau hanya dekat selama 3 tahun tapi butuh waktu hampir 10 tahun untuk mengeluarkan bayangannya dari otakku.
"ah..jangan pura2 bego deh..maya kan suka sama kamu" begitu kata teman2 ku setiap kali melihat aku cuek dan tidak respon akan kehadiran maya..tapi gadis itu selalu tersenyum ramah, mengajakku bercanda setiap kami bertemu. 3 tahun menjadi asisten dosen di kampus tempat kami menimba ilmu toh tetap tidak bisa membuat aku menyukai Maya.

"hei besok aku akan menikah" tiba2 saja maya mengejutkan aku dengan kabar yang begitu tiba2.
"menikah..? dengan siapa? koq tiba2 banget sih, gak pernah tau pacaranya tau2 dah mau merit aja" jawab ku dengan hati yang berdegup kencang. entah kenapa tiba2 saja aku merasa begitu kehilangan sepertinya kaki ku melayang dan tidak menapak di bumi.
"dengan teman kakak ku, itu pun dijodohkan abis nungguin kamu kelamaan" Maya masih bisa tertawa dan bercanda seperti biasa tanpa dia tau hati ku seperti disayat sembilu. hampir semua teman2 ku menyalah kan aku mengapa aku tak pernah menanggapi sinyal cinta yang di berikan maya.aku sendiri juga bingung dengan perasaan ku apakah aku benar2 menyukainya atau tidak, tapi yang pasti kepergian maya membuat aku kehilangan separuh jiwa ku.

"pak para pelamar sudah siap untuk interview" tiba2 suara seorang staff membuyarkan lamunan ku. hampir 2 jam menginterview tak satupun dari pelamar yang cocok di hati ku, dan ini pelamar terakhir aku hampir ogah2an menyambutnya. ketika tiba2 pintu terbuka dan masuklah sosok yang begitu aku rindukan.
"maya..?" cuma itu kata2 yang bisa aku ucapkan. didepan pintu maya tersenyum lebar dan tertawa memanggil nama ku.
"prasss..koq..bisa.." kalimatnya terhenti ketika melihat aku bingung dengan suasaa pertemuan yang tidak terduga.

 "suamiku meninggal 2 tahun yang lalu, sekarang aku terpaksa mencari nafkah untuk menghidupi kedua anakku" begitulah cerita singkat maya. sementara aku hanya terdiam mendengarkan cerita sedihnya, ahh..andai saja aku bisa memeluknya pasti aku akan melakukannya.

"maaf may..sepertinya aku tidak bisa menerima mu di kantor ku, kamu kurang qualified" jawaban ku membuat maya tertunduk lesu dan hampir menangis, ohh..mendung dimatanya pliss jangan sampai tumpah menjadi hujan air mata.
"gak apa2 pras aku bisa ngerti koq" maya berusaha tersenyum dan berdiri dari kursinya.
"terimakasih sudah mau memberiku kesempatan, aku permisi dulu ya" tiba2 saja aku punya keberanian untuk menarik tangannya dan membenamkannya dalam pelukkan ku. setelah hampir 10 tahun aku kehilangan dia tak akan kubiarkan dia berlalu begitu saja.

"aku tidak ingin melihat mu di kantor ini, tapi aku ingin melihat mu ada dirumah ku, menemani aku setiap hari, dan mengahabiskan sisa hidupku bersama mu" maya hanya terdiam dan mencoba bersikap wajar, walau aku tau dia juga punya perasaan yang sama dengan ku.

"pliss beri aku kesempatan kedua " pinta ku dengan memelas, maya hanya tersenyum mengangguk. apakah ini sebuah kebetulan atau kan takdir yang harus aku jalani. tapi yang pasti aku tidak ingin kehilangan maya untuk kedua kalinya.

Cerita Dulu...

Mudik kata unik yang selalu ku nanti2, menyusuri jalanan ke sekolah ku dulu sepertinya aku masih bisa merasakan bau lumpur persawahan yang dulu begitu aku benci. Mata ku terpaku pada sebuah rumah mungil nan asri, masihkah disana ada Danil..? teman smp ku yang dulu suka mengejar2 ku sepanjang jalanan menuju sekolah." hei kancil...kancil kecil..tunggu" danil selalu berteriak2 dan mengolokku membuat aku terus berlari seperti kuda pacu untuk menghindarinya.

"nina..? kapan datang ?" seseorang menyapa ku dengan ramah dan mengagetkan aku dari lamunan tentang danil.
"Danil..? " ah..aku hanya bisa bengong dan tersenyum gugup.
"hallo..masih aja suka bengong ntar kemasukan setan loh" danil kembali mengolokku dengan jahil.
"iya nih..baru kemaren nyampe dan skrg pengen jalan2 lihat2 sekolah kita dulu"
"emang knp? ada yang di kangenin ya di sekolah dulu?" ah danil memang gak pernah berubah selalu  bercanda.
"enak aja..yg di kangenin sih gk ada tapi kl yg nyebelin sih ada yg suka buat bete suka ngejar2 ihh..amit2 deh"  aku hanya menjawab seenaknya, tapi tiba2 danil diam dan memandang lurus kedepan membuat aku sedikit ketakutan.
"kamu tau kenapa aku selalu mengejar2 mu saat smp dulu??" tanya danil dengan tatapan dingin, tatapan yg  belum pernah kulihat sebelumnya. aku hanya menggeleng ketakutan.
" jujur dulu aku begitu menyukai mu, tapi sayangnya kau tidak pernah memberiku kesempatan tapi..ya sudahlah...bukankah kau sekarang bahagia?? " danil tersenyum walau sedikit terpaksa aku hanya bisa mengangguk ketika danil pergi dan berlalu.


"Hah..?? ketemu danil..??? gak mungkin " dari cerita tiara aku baru tau kalau sejak tamat smp danil tidak melanjutkan sekolah nya dan memilih bekerja di sebuah pabrik pengolahan besi demi menghidupi keluarganya. sampai satu ketika sebuah kecelakaan terjadi di pabrik tempat kerja danil dan dia termasuk salah satu korban di dalamnya. tanpa terasa mata ku gerimis, dan kejadian senja tadi...?? ah danil ternayata itu yang ingin kau sampaikan pada ku sejak dulu...maafkan aku Danil.



25 minutes to late

Jeri dan Raka, dua laki2 yang pernah dekat dan menginginkan aku menjadi istrinya. Jujur hati ku tak bisa memilih salah satunya. Jeri adalah seorang mahasiswa tehnik tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi di makasar sedang Raka adalah seorang karyawan swasta biasa di sebuah perusahaan di jogja.

Tahun ini umur ku akan menginjak 24 tahun, dan aku ingin mengakhiri masa sendiri ku di umur 25 tahun, berarti tinggal 1 tahun lagi waktu yang tersisa. tapi entah kenapa aku masih belum bisa memutuskan yang mana....???. sementara jeri dan Raka sudah berkali2 meminta ku untuk memberikan jawaban atas cinta mereka ah..pusing.

malam ini aku tahajud dan sholat istikhara memohon jawaban atas semua ragu ku. ya "Allah yang maha mengetahui berilah perunjuk siapakah yang terbaik untukku" begitulah kira2 pinta ku.

tepat jam 6 pagi Raka menelpon ku dan mengucapkan selamat ulang tahun yang ke 24, dia tak banyak bicara seperti biasanya hanya menjawab semua tanya ku. "bicaralah yang banyak karena aku cuma pengen dengar suara mu" hanya kata2 itu yang selalu dia ucapkan ahh..gombal.

jam 06.25 jery pun menyusul menelpon ku mengucapkan selamat ulang tahun untuk ku. kali ini dia bertanya apakah dia yg pertama ?, " sayang jer sudah ada yg duluan " jawab ku sambil bercanda.

setahun kemudian saat usia ku tepat 25 tahun, aku sudah berada di jogja mengikuti suami ku, walau terlambat 25 menit ternyata jeri bisa menerima keputusan ku.

Kamis, 02 Agustus 2012

Tulisan Tangan Kiri

Namanya Bimo, dia anak pertama ku sebenarnya dia tergolong anak yang cerdas karena sudah bisa membaca di usianya yg ke 3 tahun, tapi untuk hal menulis Bimo memang kurang suka.

berkali2 aku mengajarinya menulis dari mulai dengan cara halus, marah dan bahkan menukul jarinya2 kecilnya, tapi semuanya sia2.tulisan bimo tetap tak sebagus harapan ku.

Pagi itu aku beranjak ke sekolah TK tempat Bimo belajar, ada seminar parenting dari seorang psykolog. ketika semua ibu diminta menuliskan nama anak2 nya aku pun menuliskannya dengan semangat, setelah itu dia meminta ibu2 untuk kembali menulis nama anak2nya dengan tangan kiri. yah walaupun jelek tapi aku bisa menuliskan nama lengkap Bimo dengan baik.

sesaat sang pembicara yg seorang psykolog itu bertanya " ibu2 mana bagusan tulisan dengan tangan kiri atau kanan? serempak ibu2 menjawab tangan kanan. lalu dia kembali bertanya " sulitan mana menulis dengan tangan kiri atau kanan? ibu2 kembali menjawab tangan kiri.

"itulah yang dirasakan anak2 kita bunda, saat dia sedang belajar menulis , mungkin bagi kita yg sudah dewasa  menulis huruf yg tersulit sekalipun adalah hal yang sepele, tapi untuk anak2 kita menulis sebuah huruf yang gampang sama seperti menulis dengan tangan kiri"

ups tanpa terasa mataku basah terbayang wajah Bimo kecil ku, ada rasa sesal yang mengganjal di hati ku, maafkan mama nak, mama janji akan lebih sabar melatih mu menulis.



Rabu, 01 Agustus 2012

Kalau jodoh takkan kemana


Nama ku Shinta prameswari umur 18 tahun. Herman adalah laki2 pertama yang ada dalam hidupku, tapi sayang semua keluarga ku menentang cinta monyet ku saat di sma, memang dia hanya anak seorang janda yg berkerja serabutan tapi cinta tak pernah memandang semua itu.

Aku harus pindah sekolah ke jogja?? itu keputusan keluarga untuk menjauhkan aku dengan herman. bartahun2 aku menyibukkan diri dengan studi ku dan berusaha membuang jauh2 bayangan herman. sampai akhirnya aku lulus kuliah dan diterima kerja di salah satu perusahaan besar di jogja.

ketika tiba2 kabar duka itu datang, aku harus pulang ke jakarta dan menghadiri pemakan seluruh anggota keluarga ku yang tewas karena kecelakaan saat hendak melihat ku ke jogja, ayah ibu, kak dewa dan dani. semua tinggal kenangan, hapir habis seluruh air mata ku menangisi duka ini.

Hari ini juga aku harus pindah ke kantor baru di semarang ?kenapa harus mendadak? seribu pertanyaan dan rasa kesal menyatu tapi demi tugas dan tanggung jawab aku coba untuk melanjutkan perjalanan.
"maaf pak saya terlambat karena harus mengurus masalah keluarga dulu " elakku pada atasan baru yang hanya menerimaku dengan kursi yg membelakangi ku.
"apakah keluarga lebih penting dari tanggung jawab kerja?" suara itu.. seperti tak asing lagi ditelinga ku.
"ya pak..keluarga akan selalu menjadi prioritas utama saya " aku masih terheran2 dengan sambutan atasan ku ini dan mencoba mengingat2 suara itu?.
"ternyata kamu tidak berubah shinta kau rela melakukan apapun demi keluarga mu" jantung ku hampir berhenti berdetak ketika si empunya suara membalikan kursinya.

"Herman...??" aku hanya bisa diam dan terbelalak tak menyangka setelah 10 tahun akhirnya aku bertemu lagi dengan Herman cinta pertama ku, yang kini menjabat sebagai atasan ku

Namaku Shinta prameswari umur 28 tahun dan hari ini sudah menjadi istri seorang Hermanyah. Ternayata benar sejauh apapun aku hindari "kalau jodoh takkan kemana"

Jumat, 13 Juli 2012

A Fairly Sad Tale

I think that I shall never know
Why I am thus, and I am so.
Around me, other girls inspire
In men the rush and roar of fire,
The sweet transparency of glass,
The tenderness of April grass,
The durability of granite;
But me- I don't know how to plan it.
The lads I've met in Cupid's deadlock
Were- shall we say?- born out of wedlock.
They broke my heart, they stilled my song,
And said they had to run along,
Explaining, so to sop my tears,
First came their parents or careers.
But ever does experience
Deny me wisdom, calm, and sense!
Though she's a fool who seeks to capture
The twenty-first fine, careless rapture,
I must go on, till ends my rope,
Who from my birth was cursed with hope.
A heart in half is chaste, archaic;
But mine resembles a mosaic-
The thing's become ridiculous!
Why am I so? Why am I thus?
 
Dorothy Parker

Kamis, 12 Juli 2012

Closed Path

I thought that my voyage had come to its end
at the last limit of my power,---that the path before me was closed,
that provisions were exhausted
and the time come to take shelter in a silent obscurity.

But I find that thy will knows no end in me.
And when old words die out on the tongue,
new melodies break forth from the heart;
and where the old tracks are lost,
new country is revealed with its wonders.

 
 
Rabindranath Tagore

Endless Time


Time is endless in thy hands, my lord.
There is none to count thy minutes.

Days and nights pass and ages bloom and fade like flowers.
Thou knowest how to wait.

Thy centuries follow each other perfecting a small wild flower.

We have no time to lose,
and having no time we must scramble for a chance.
We are too poor to be late.

And thus it is that time goes by
while I give it to every querulous man who claims it,
and thine altar is empty of all offerings to the last.

At the end of the day I hasten in fear lest thy gate be shut;
but I find that yet there is time.


Rabindranath Tagore

Rabu, 11 Juli 2012

"Why do I love" You, Sir?

 













480

"Why do I love" You, Sir?
Because—
The Wind does not require the Grass
To answer—Wherefore when He pass
She cannot keep Her place.

Because He knows—and
Do not You—
And We know not—
Enough for Us
The Wisdom it be so—

The Lightning—never asked an Eye
Wherefore it shut—when He was by—
Because He knows it cannot speak—
And reasons not contained—
—Of Talk—
There be—preferred by Daintier Folk—

The Sunrise—Sire—compelleth Me—
Because He's Sunrise—and I see—
Therefore—Then—
I love Thee—

Emily Dickinson

"Hope" is the thing with feathers










254

"Hope" is the thing with feathers—
That perches in the soul—
And sings the tune without the words—
And never stops—at all—

And sweetest—in the Gale—is heard—
And sore must be the storm—
That could abash the little Bird
That kept so many warm—

I've heard it in the chillest land—
And on the strangest Sea—
Yet, never, in Extremity,
It asked a crumb—of Me.

Emily Dickinson

"I want"—it pleaded—All its life











731

"I want"—it pleaded—All its life—
I want—was chief it said
When Skill entreated it—the last—
And when so newly dead—

I could not deem it late—to hear
That single—steadfast sigh—
The lips had placed as with a "Please"
Toward Eternity—

 
Emily Dickinson

My Friend

My friend, I am not what I seem. Seeming is but a garment I wear--a
care-woven garment that protects me from thy questionings and thee
from my negligence.

The 'I' in me, my friend, dwells in the house of silence, and
therein it shall remain for ever more, unperceived, unapproachable.

I would not have thee believe in what I say nor trust in what I
do--for my words are naught but thy own thoughts in sound and my
deeds thy own hopes in action.

When thou sayest, 'The wind bloweth eastward,' I say, 'Aye it doth
blow eastward'; for I would not have thee know that my mind doth
not dwell upon the wind but upon the sea.

Thou canst not understand my seafaring thoughts, nor would I have
thee understand. I would be at sea alone.

When it is day with thee, my friend, it is night with me; yet even
then I speak of the noontide that dances upon the hills and of
the purple shadow that steals its way across the valley; for thou
canst not hear the songs of my darkness nor see my wings beating
against the stars--and I fain would not have thee hear or see. I
would be with night alone.

When thou ascendest to thy Heaven I descend to my Hell--even then
thou callest to me across the unbridgeable gulf, 'My companion, my
comrade,' and I call back to thee, 'My comrade, my companion'--for
I would not have thee see my Hell. The flame would burn thy eyesight
and the smoke would crowd thy nostrils. And I love my Hell too
well to have thee visit it. I would be in Hell alone.

Thou lovest Truth and Beauty and Righteousness; and I for thy sake
say it is well and seemly to love these things. But in my heart
I laught at thy love. Yet I would not have thee see my laughter.
I would laugh alone.

My friend, thou art good and cautious and wise; nay, thou art
perfect--and I, too, speak with thee wisely and cautiously. And
yet I am mad. But I mask my madness. I would be mad alone.

My friend, thou art not my friend, but how shall I make thee
understand? My path is not thy path, yet together we walk, hand
in hand.

 
Khalil Gibran

Love One Another


Love one another, but make not a bond of love.
Let it rather be a moving sea between the shores of your souls.
Fill each other's cup, but drink not from one cup.
Give one another of your bread, but eat not from the same loaf.
Sing and dance together and be joyous, but let each one of you be alone.
Even as the strings of a lute are alone though they quiver with the same music.
Give your hearts, but not into each other's keeping.
For only the hand of life can contain your hearts.
And stand together, yet not too near together.
For the pillars of the temple stand apart.
And the oak tree and the cypress grow not in each other's shadow.

Khalil Gibran

Selasa, 03 Juli 2012

Suka dan Cinta

SUKA....adalah ketika kau mengetahui kebaikan seseorang dan kau menyukainya.....
CINTA... adalah ketika kau mengetahui sisi buruk seseorang tapi kau masih menyukainya sepenuh hati....

Jumat, 22 Juni 2012

Kisah Cinta Sejati Phang dan Yin

Vemale.com- Oleh: Sandya Cato
Beberapa tahun lalu, tim Vemale.com memiliki kesempatan melakukan perjalanan ke Kerajaan Kamboja. Di sana ada sepasang suami istri yang dikenalkan oleh seorang teman. Kedua orang ini terlihat sangat romantis, berpegangan tangan pada waktu berbincang-bincang, saling curi pandang satu dengan lainnya, dan masih sering saling senyum. Hal itu tentu saja menakjubkan dan menjadi tanda tanya mengingat pasangan tersebut bukan remaja lagi, usianya sudah enam puluh tahun lebih. Setelah beberapa lama mengenal mereka, ternyata mereka punya cerita yang sangat panjang dan berliku-liku. Ada kah yang punya kisah hidup seperti ini? Berikut ceritanya kami tulis ulang dengan gaya bahasa "saya" , tetapi karena panjang kisahnya, terpaksa kami ringkas dengan tidak menghilangkan maknanya.
***
Nama saya Phang, saya pertama kali melihat istri saya pada waktu saya masih 18 tahun. Ayah saya pejuang yang berpindah-pindah tugas sejak perang Indocina di Kamboja tahun 1950-an, pada akhir 1970-an kami sekeluarga ditempatkan di Siem Reap di mana saya satu kampung dengan Yin, istri saya. Saya tidak pernah kenal dengan dia walau satu kampung, tetapi saya sering melihatnya sore-sore di depan rumah. Dia waktu itu masih berusia 10 tahun, delapan tahun lebih muda dari saya.
Setelah itu saya tidak pernah melihatnya lagi karena keluarga saya pindah ke kota lain, dan pindah lagi, dan pindah lagi. Sebelum pindah dari Siem Reap, tetangga-tetangga sempat memanggil juru foto dan mengajak keluarga saya foto bersama, foto itu selalu dibawa oleh ayah saya dan ditaruh di ruang tamu setiap kali kami pindah rumah. Dari foto itulah saya selalu ingat Yin, wanita cilik bermuka pucat yang teduh matanya. Dia terlihat kurus di foto itu dengan rambutnya yang dipotong cepak karena kutuan.
Di usia saya menjelang 30 tahun saya bekerja sebagai tukang pos. Tugas saya mengantar surat setiap hari di utara kota Phnom Penh. Saya tergolong pekerja keras tetapi suatu pagi, di saat hujan deras sekali, saya malas keluar rumah. Ayah saya berkata saat itu :
"Kamu tidak pernah tahu apa isi tumpukan surat itu. Mungkin ada kabar sukacita, mungkin ada duka, mungkin ada juga yang tidak dapat ditunda sehari pun."
Kalimat itu membangunkan saya, akhirnya saya putuskan jalan dan mengantar semua surat-surat itu di tengah hujan deras dan gemuruh guntur. Surat terakhir yang saya kirim hari itu masih disertai hujan, padahal hari sudah sore jam 3-an. Saya basah kuyub tetapi hati saya lega. Saat keluar dari kantor itu setelah mengirim suratnya, sekelibat saya melihat di balik jendela ada wajah yang saya kenal. Yin! Dia sudah berubah, rambutnya panjang sebahu, badannya gemukan, pakai kaca mata tetapi saya masih mengenalinya. Saya ingin menyapanya tapi saya tidak tahu bagaimana caranya. Setelah beberapa lama saya memutuskan untuk pulang tanpa bilang halo.
Semalaman saya teringat dia, tetapi saya masih tetap tidak tahu bagaimana cara menyapanya. Saya berpikir terlalu lama sehingga baru seminggu kemudian saya punya cara menyapa Yin. Saya datang ke kantor itu lagi dan saya berpikir untuk minta ijin menemui Yin. Tetapi... saya terlambat! Ternyata Yin tidak lagi bekerja di situ, hari saya melihat dia adalah hari terakhir dia di sana. Yin keluar karena dia harus ikut keluarganya pindah ke Hanoi, Vietnam, karena ayahnya mendapat tugas di sana.
Saya sangat kecewa dan menyesal.
***
Beberapa tahun kemudian saya diterima kerja di sebuah perusahaan logistik, saya mendapat posisi bagus sebagai manager yang mengurusi pengiriman barang dari satu kota ke kota lain. Saat itu saya memiliki seorang kekasih dan punya rencana untuk menikah. Kemudian suatu pagi ketika saya bertugas di Siem Reap, saya tidak sengaja berpapasan dengan Yin di sebuah gedung pemerintah. Saya kaget dan tertegun melihat dia, dan saya rasa dia pun demikian. Bodohnya, saya tidak menyapanya! Saya ragu-ragu karena saya bersama seorang relasi dan dia bersama beberapa orang teman.
Pertemuan singkat itu benar-benar membuat saya bergejolak! Saya bertanya-tanya apakah dia mengenali saya? Apakah dia ingat saya? Saya membodoh-bodohkan diri saya, mengapa saya tidak menyapanya! Tetapi saya juga berusaha menghibur diri, itu tadi bukan Yin, Yin kan sudah pindah ke Vietnam. Pikiran tentang Yin tidak pernah hilang. Saya sempat ceritakan ke kekasih saya dan dia berang karena cemburu.
Beberapa bulan setelah kejadian itu saya mendapat masalah mendadak dan harus pergi ke Siem Reap. Di tengah kekalutan pekerjaan, saya sedang berjalan di sisi jalan ketika melihat Yin di jendela sebuah bis jurusan luar kota. Saya melihatnya dan melambai-lambaikan tangan. Dia pun melambaikan tangan seperti mengenal saya. Saya berusaha mengejarnya tetapi bis itu terlalu cepat pergi dan saya kehilangan kesempatan bertemu dia. Kejadian itu sungguh membuat hati saya bergetar, saya merasa saya jatuh cinta. Benar-benar jatuh cinta.
Gara-gara peristiwa itu saya memutuskan hubungan dengan kekasih saya, saya merasa tidak bisa menikah dengannya selama saya masih terus memikirkan Yin. Tidak adil buat dia. Orang tua saya sangat kecewa dengan sikap saya dan menganggap saya membuang kesempatan terbaik di dalam hidup saya.
***
" I've fallen in love many times... always with you - Anonymous"
Sepuluh tahun berlalu, saya tidak pernah melihat Yin. Setiap hari ingatan saya akan dia membuat hati saya tertutup untuk orang lain. Usia saya sudah 40 tahun lebih dan semua orang mengira saya tidak menikah karena saya patah hati ditinggal kekasih saya dulu. Mereka tidak ada yang tahu kalau di hati saya cuma ada Yin. Sering saya mencoba mencari Yin, dari buku telepon sampai saya datangi kampung saya dulu untuk tanya di mana keberadaan keluarga Yin. Ada yang bilang pindah ke Hanoi, ada yang bilang di Phnom Penh, semua serba simpang siur.
Di ulang tahun saya yang ke 48, saya melihat iklan baris di surat kabar. Ada seorang Yin mencari  surat-surat yang hilang dan meminta yang menemukannya untuk mengirimkan ke Hanoi dan akan diberi imbalan. Saya tidak berpikir panjang, ini pasti Yin saya! Saya berangkat ke Hanoi beberapa hari kemudian dan menemui Yin. Sayangnya dia bukan Yin yang saya cari. Yin lain, bukan Yin saya. Teman-teman saya sudah menasihati lebih baik telepon dulu sebelum berangkat tetapi saya tidak tahu bagaimana memulai pembicaraan di telepon dan saya terlalu yakin kalau itu pasti Yin yang saya cari. Surat kabar itu sampai sekarang masih saya simpan sebagai kenang-kenangan.
Tetapi semua itu tidak sia-sia. Dari ide iklan baris itu, saya memasang iklan di koran Hanoi : iklan saya singkat : Yin yang dari Siem Reap, hubungi Phang. Saya memasang iklan itu 3 kali tetapi tidak ada orang yang menghubungi saya. Kali yang keempat, saya memutuskan untuk mencoba pasang iklan di koran Phnom Penh, tidak lagi di Hanoi. Dalam perjalanan ke agen iklan saya dikejutkan oleh Yin. Saya ketemu dia di jalan! Dia keluar dari taxi yang hendak saya tumpangi.
"Yin, ini aku! Kamu tahu siapa aku?" begitu kata-kata saya pertama kali.
Jodoh di tangan Tuhan, ternyata Yin sangat mengenal saya. Bahkan di pertemuan saat itu, dia mengeluarkan foto dari masa kecil kami, foto dengan para tetangga di Siem Reap. Dia sudah jatuh cinta dengan saya sejak dia masih 10 tahun. Katanya dia sering melihat saya tetapi takut untuk menyapa karena dia masih kecil dan saya terlihat sangat dewasa. Dan yang lebih menggembirakan lagi, ia belum menikah!
***
Pertemuan itu adalah awal hubungan percintaan kami. Ternyata Yin selama itu tinggal di Hanoi, meski pernah ia pernah bertugas beberapa bulan di Siem Reap. Dia bekerja di perusahaan Vietnam yang punya cabang di Kamboja. Karena itu kami bertemu setiap beberapa bulan sekali dan merencanakan untuk segera menikah.
Tetapi perjalanan kasih kami tidak mulus, ayah Yin harus menjalani transplantasi jantung dan harus dibawa ke Canada. Yin harus pindah ke sana bersama-sama dengan keluarganya dan kami hanya bisa berhubungan lewat email dan chat. Lima tahun Yin di sana sampai ayahnya meninggal, kemudian balik ke Hanoi. Hanya sekali saya mengunjunginya di Toronto, Canada, itupun dengan menghabiskan semua tabungan yang saya kumpulkan bertahun-tahun. Sebenarnya saya ingin segera menikahinya tetapi keluarga Yin belum mengijinkan kami karena ayahnya yang sedang sakit. Mereka percaya bahwa tidak tepat menikah di saat salah satu anggota keluarga dekat sakit keras.
Sepulang Yin dari Toronto, usia saya sudah 55 tahun. Saya tidak berpikir panjang, saya akan segera menikahinya. Sekali lagi perjalanan kasih kami tidak mulus, dalam perjalanan ke Hanoi untuk melamar Yin dengan kedua orang tua saya, ayah saya terkena stroke dan meninggal di perjalanan. Kami sangat terpukul dengan kejadian itu, dan lebih-lebih beberapa bulan kemudian ibu saya menyusul ayah. Ayah saya meninggal di bulan Desember, ibu menyusul beberapa bulan kemudian di bulan Maret. Praktis tahun itu kami tidak bisa menikah karena kepercayaan yang tidak menyarankan pernikahan di tahun yang sama dengan kematian orang tua.
***
Usia saya 57 tahun ketika saya menikahi Yin. Dia masih muda, belum 50 tahun, terpaut 8 tahun dibanding saya. Sejak hari itu, kami seperti pangeran dan putri karangan HC Andersen, live happily ever after. Saya sangat mencintainya, setiap hari seperti pacaran tanpa ada habisnya, inilah true love, cinta sejati kami. Puluhan tahun kami jatuh cinta tapi tidak bisa sama-sama. Kami selalu terkenang dengan semua kisah hidup kami  Sering kami masih komunikasi menggunakan email dan chat, karena Yin sedang di kamar mandi dan Phang di meja makan.

Senin, 18 Juni 2012

Leave Me, My Blamer XIII

Leave me, my blamer,
For the sake of the love
Which unites your soul with
That of your beloved one;
For the sake of that which
Joins spirit with mothers
Affection, and ties your
Heart with filial love. Go,
And leave me to my own
Weeping heart.


Let me sail in the ocean of
My dreams; Wait until Tomorrow
Comes, for tomorrow is free to
Do with me as he wishes. Your
Laying is naught but shadow
That walks with the spirit to
The tomb of abashment, and shows
Heard the cold, solid earth.


I have a little heart within me
And I like to bring him out of
His prison and carry him on the
Palm of my hand to examine him
In depth and extract his secret.
Aim not your arrows at him, lest
He takes fright and vanish 'ere he
Pours the secrets blood as a
Sacrifice at the altar of his
Own faith, given him by Deity
When he fashioned him of love and beauty.


The sun is rising and the nightingale
Is singing, and the myrtle is
Breathing its fragrance into space.
I want to free myself from the
Quilted slumber of wrong. Do not
Detain me, my blamer!


Cavil me not by mention of the
Lions of the forest or the
Snakes of the valley, for
Me soul knows no fear of earth and
Accepts no warning of evil before
Evil comes.


Advise me not, my blamer, for
Calamities have opened my heart and
Tears have cleanses my eyes, and
Errors have taught me the language
Of the hearts.


Talk not of banishment, for conscience
Is my judge and he will justify me
And protect me if I am innocent, and
Will deny me of life if I am a criminal.


Love's procession is moving;
Beauty is waving her banner;
Youth is sounding the trumpet of joy;
Disturb not my contrition, my blamer.
Let me walk, for the path is rich
With roses and mint, and the air
Is scented with cleanliness.


Relate not the tales of wealth and
Greatness, for my soul is rich
With bounty and great with God's glory.


Speak not of peoples and laws and
Kingdoms, for the whole earth is
My birthplace and all humans are
My brothers.


Go from me, for you are taking away
Life - giving repentance and bringing
Needless words.

Khalil Gibran

 

Marriage

Then Almitra spoke again and said, 'And what of Marriage, master?'

And he answered saying:

You were born together, and together you shall be forevermore.

You shall be together when white wings of death scatter your days.

Aye, you shall be together even in the silent memory of God.

But let there be spaces in your togetherness,

And let the winds of the heavens dance between you.

Love one another but make not a bond of love:

Let it rather be a moving sea between the shores of your souls.

Fill each other's cup but drink not from one cup.

Give one another of your bread but eat not from the same loaf.

Sing and dance together and be joyous, but let each one of you be alone,

Even as the strings of a lute are alone though they quiver with the same music.

Give your hearts, but not into each other's keeping.

For only the hand of Life can contain your hearts.

And stand together, yet not too near together:

For the pillars of the temple stand apart,

And the oak tree and the cypress grow not in each other's shadow.

Khalil Gibran

Your pain is....

Your pain is the breaking of the shell
that encloses your understanding.

Even as the stone of the fruit must break,that its
heart may stand in the sun, so must you know pain.

And could you keep your heart in wonder
at the daily miracles of your life, your pain
would not seem less wondrous than your joy;

And you would accept the seasons of your
heart, even as you have always accepted
the seasons that pass over your fields.

And you would watch with serenity
through the winters of your grief.

Much of your pain is self-chosen.

It is the bitter potion by which the
physician within you heals your sick self.

Therefore trust the physician, and drink
his remedy in silence and tranquillity:

For his hand, though heavy and hard, is guided
by the tender hand of the Unseen,
And the cup he brings, though it burn your lips,
has been fashioned of the clay which the Potter
has moistened with His own sacred tears.

Khalil Gibran

Children

And a woman who held a babe against her bosom said, 'Speak to us of Children.'

And he said:

Your children are not your children.

They are the sons and daughters of Life's longing for itself.

They come through you but not from you,

And though they are with you, yet they belong not to you.

You may give them your love but not your thoughts.

For they have their own thoughts.

You may house their bodies but not their souls,

For their souls dwell in the house of tomorrow, which you cannot visit, not even in your dreams.

You may strive to be like them, but seek not to make them like you.

For life goes not backward nor tarries with yesterday.

You are the bows from which your children as living arrows are sent forth.

The archer sees the mark upon the path of the infinite, and He bends you with His might that His arrows may go swift and far.

Let your bending in the archer's hand be for gladness;

For even as he loves the arrow that flies, so He loves also the bow that is stable.

Khalil Gibran

A Tear And A Smile

I would not exchange the sorrows of my heart
For the joys of the multitude.
And I would not have the tears that sadness makes
To flow from my every part turn into laughter.

I would that my life remain a tear and a smile.

A tear to purify my heart and give me understanding
Of life's secrets and hidden things.
A smile to draw me nigh to the sons of my kind and
To be a symbol of my glorification of the gods.

A tear to unite me with those of broken heart;
A smile to be a sign of my joy in existence.

I would rather that I died in yearning and longing than that I live Weary and despairing.

I want the hunger for love and beauty to be in the
Depths of my spirit,for I have seen those who are
Satisfied the most wretched of people.
I have heard the sigh of those in yearning and Longing, and it is sweeter than the sweetest melody.

With evening's coming the flower folds her petals
And sleeps, embracingher longing.
At morning's approach she opens her lips to meet
The sun's kiss.

The life of a flower is longing and fulfilment.
A tear and a smile.

The waters of the sea become vapor and rise and come
Together and area cloud.

And the cloud floats above the hills and valleys
Until it meets the gentle breeze, then falls weeping
To the fields and joins with brooks and rivers to Return to the sea, its home.

The life of clouds is a parting and a meeting.
A tear and a smile.

And so does the spirit become separated from
The greater spirit to move in the world of matter
And pass as a cloud over the mountain of sorrow
And the plains of joy to meet the breeze of death
And return whence it came.

To the ocean of Love and Beauty----to God.

Khalil Gibran

A Lover's Call XXVII

Where are you, my beloved? Are you in that little
Paradise, watering the flowers who look upon you
As infants look upon the breast of their mothers?


Or are you in your chamber where the shrine of
Virtue has been placed in your honor, and upon
Which you offer my heart and soul as sacrifice?


Or amongst the books, seeking human knowledge,
While you are replete with heavenly wisdom?


Oh companion of my soul, where are you? Are you
Praying in the temple? Or calling Nature in the
Field, haven of your dreams?


Are you in the huts of the poor, consoling the
Broken-hearted with the sweetness of your soul, and
Filling their hands with your bounty?


You are God's spirit everywhere;
You are stronger than the ages.


Do you have memory of the day we met, when the halo of
You spirit surrounded us, and the Angels of Love
Floated about, singing the praise of the soul's deed?


Do you recollect our sitting in the shade of the
Branches, sheltering ourselves from Humanity, as the ribs
Protect the divine secret of the heart from injury?


Remember you the trails and forest we walked, with hands
Joined, and our heads leaning against each other, as if
We were hiding ourselves within ourselves?


Recall you the hour I bade you farewell,
And the Maritime kiss you placed on my lips?
That kiss taught me that joining of lips in Love
Reveals heavenly secrets which the tongue cannot utter!


That kiss was introduction to a great sigh,
Like the Almighty's breath that turned earth into man.


That sigh led my way into the spiritual world,
Announcing the glory of my soul; and there
It shall perpetuate until again we meet.


I remember when you kissed me and kissed me,
With tears coursing your cheeks, and you said,
"Earthly bodies must often separate for earthly purpose,
And must live apart impelled by worldly intent.


"But the spirit remains joined safely in the hands of
Love, until death arrives and takes joined souls to God.


"Go, my beloved; Love has chosen you her delegate;
Over her, for she is Beauty who offers to her follower
The cup of the sweetness of life.
As for my own empty arms, your love shall remain my
Comforting groom; you memory, my Eternal wedding."


Where are you now, my other self? Are you awake in
The silence of the night? Let the clean breeze convey
To you my heart's every beat and affection.


Are you fondling my face in your memory? That image
Is no longer my own, for Sorrow has dropped his
Shadow on my happy countenance of the past.


Sobs have withered my eyes which reflected your beauty
And dried my lips which you sweetened with kisses.


Where are you, my beloved? Do you hear my weeping
From beyond the ocean? Do you understand my need?
Do you know the greatness of my patience?


Is there any spirit in the air capable of conveying
To you the breath of this dying youth? Is there any
Secret communication between angels that will carry to
You my complaint?


Where are you, my beautiful star? The obscurity of life
Has cast me upon its bosom; sorrow has conquered me.


Sail your smile into the air; it will reach and enliven me!
Breathe your fragrance into the air; it will sustain me!


Where are you, me beloved?
Oh, how great is Love!
And how little am I!

Khalil Gibran

Seperti.........

Tersenyumlah seperti seorang yang tidak pernah menangis....
Berjuanglah seperti seorang yang tidak terkalahkan...
Mencintai Seperti seseorang yang tidak pernah tersakiti....
Tapi hiduplah.....
Seperti kau akan Mati esok hari........

Jumat, 15 Juni 2012

Masa depan


Suatu hari nanti....
Kau pasti akan menemukan seseorang...
Yang tidak perduli akan masa lalu mu...
Itu karena dia ingin membangun masa depan bersama mu.....

untuk mu...

Mata diciptakan untuk Melihat
Telinga di ciptakan untuk Mendengar
Mulut di ciptakan untuk Berbicara
Hati diciptakan untuk Merasakan Cinta
dan Aku diciptakan untuk mu

Aku Ingin

 Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikanya abu

 Aku ingin mecintaimu dengan sederhana:
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Sapardi Djoko Damono, (1989)

cinta tidak buta

Cinta sebenarnya tidak buta.
Cinta adalah sesuatu yang murni, luhur dan diperlukan.
Yang buta adalah bila cinta itu menguasai dirimu tanpa suatu pertimbangan.

jatuh cinta....

Kamu tidak akan pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta....
Namun apabila sampai saatnya itu......
raihlah dengan kedua tanganmu......
dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya....

bukan cinta

Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak,,,,
bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka,,,,
bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merasa rindu dan cemburu,,,.

yang tak terkatakan....

jika kau ingin tau dan mengerti seperti apa wanita yg kau cintai....
jangan pernah lihat apa yg dia katakan....
tapi lihatlah apa yg tidak pernah bisa dikatakannya....

Kamis, 14 Juni 2012

wanita tercantik...

saat aku bercermin aku melihat wajahku yg buruk...
saat aku melihat foto terakhir ku sepertinya aku terlalu gemuk...
saat aku meliaht bayangan ku di kaca sepertinya hidung ku terlalu besar...
tapi ketika aku melihat mata mu.....
aku seperti melihat wanita tercantik di dunia.....
karena kau memperlakukan ku seperti seorang Permaisuri....

Tertawa...

Banyak Orang yang bisa membuat mu tertawa....
Dengan melakukan hal2 yang lucu....
Tapi seseorang  yg mencintai mu mampu membuat mu tertawa....
Tanpa melakukan apapun.......