Rabu, 31 Oktober 2012

Alee dan Aleena part 1

Usianya tidak terpaut jauh dari ku, hanya dua tahun lebih muda. tapi entah mengapa gadis lucu itu selalu menarik perhatian ku. setiap bertemu dengannya otak nakal ku selalu berputar mencari cara bagaimana membuatnya menangis. aku selalu memanggilnya dengan sebutan"kelincil" karena dia lincah, imut dan rambut panjangnya yg selalu di kepang dua itu membuat setiap gerak geriknya terasa begitu indah. lompatanya saat bermain tali seperti lompatan seekor kelinci kecil, tawa dan senyumnya seperti sinaran mentari pagi yang hangat. hari2 yang terlewati bersamanya di sebuah surau kecil di kampung ku takkan pernah bisa aku lupakan...Aleena.

**********
Dia mulai beranjak remaja, tak tampak lagi lompatan lucunya saat bermain tali, yang ada hanya senyum malunya saat aku selalu berusaha menyapa, wajahnya selalu bersemu memerah saat aku mencoba menggodanya. Aku selalu menunggu di persimpangan menuju sekolah kami. Dan saat bertemu selalu ada senyuman indah untukku tapi aku selalu membalasnya dengan kenakalan entah itu menarik kuncirnya merampas tas nya dan terkadang membawa lari topi yg di kenakanya. Akan selalu ada teriakan dan tangisan manjanya, setelah puas membuatnya marah aku akan menmaninya sampai kesekolah walaupun ditemani dengan wajah cemberutnya, itu adalah saat2 terindah bersamanya....Aleena

*********
Dewasa, yah gadis kecil itu sudah beranjak dewasa tapi kecantikan dan kelucuanya masih tetap sama. Namun otak nakal ku mungkin yang berbeda, sejak dulu ada satu rasa yang sulit ku mengerti entah mengapa aku selalu ingin bersamanya, membuatnya menangispun bukan karena aku membencinya...membuatnya marah hanya karena aku ingin berlama2 dengannya saling adu ejekan dan tak jarang dia mengejar2 ku seperti seekor kelinci yang mengejar kupu2. Kali ini otak nakal ku selalu berusaha mencari cara bagaimana mendapatkan dirinya menjadikannya milikku seutuhnya, ah...aku kehabisan akal....Aleena

*********
Saat itu tiba..otak nakal ku berkata aku harus bisa...dia harus jadi milikku...bergegas aku kerumahnya karena rinduku tak terbendung lagi, hampir lima tahun terpisah entah seperti apa wajahnya saat ini. saat kuketuk pintu rumahnya, suara ketukan di pintu kalah dengan suara debaran jantung ku ah...Dia keluar sambil menggendong seorang anak kecil, seketika wajahku pucat kaki ku seperti tak menapak yang ada di otakku hanya satu pertanyaan konyol..benarkah dia sudah menjadi milik orang lain..??? aku kecewaa...Aleena

*********



Tidak ada komentar:

Posting Komentar