Minggu, 06 Oktober 2013

Cinta dalam Sepotong Kue


Mata ku nanar melihat sosok suami istri yang berada di depanku, ingatan ku seperti terbawa ke masa puluhan tahun silam, saat aku masih bersekolah di sebuah SD inpres di sebuah desa yang terpencil. untuk memenuhi kebutuhan hidup kami sekeluarga, aku dan adik2 ku terpaksa berjualan kue di sekolah. "Sutiya" nama itu masih ku ingat, anak perempuan sederhana itu selalu membeli daganganku 2 buah satu untuk dimakannya sendiri dan satu nya lagi selalu dia berikan untuk ku. "kamu sudah makan?"tanya seorang gadis kecil yang membeli kue ku. aku hanya menggeleng seadanaya, "ibu ku akan menghitung semua uang hasil penjualan kue ku, kalau aku makan nanti hasil jualannya akan berkurang" jelas ku padanya. sejak saat itu setiap hari dia membeli kan aku kue yang ku jual sendiri. enatah berapa lama aku pun tak menyadari kalau sutiya tidak pernah lagi membeli kue daganganku. dari kabar yang aku dengar dia pindah ke kota lain bersama keluarganya,

Masa berganti kulalui dengan perjuangan berat untuk menamatkan sekolah ku, hingga akhirnya aku mampu menamatkan sekolah kedokteran ku dan menjalankan tugas pengabdianku di desa ini. pasangan suami istri yang ada di hadapanku ini memohon agar di berikan keringanan untuk membayar biaya persalinan istrinya, tapi wajah itu...wajah wanita itu sepertinya tak akan pernah kulupa. "sutiyah" suara ku tertahan dan mata ku nanar menatapnya. wanita itu menatapku penuh rasa heran, " yah saya sutiyah bu, dari mana ibu taunama saya? " tanya nya bingung 

"masih ingat aku..? si penjual kue kecil di SD dulu? " tanya ku kembali. tiba2 wajah sutiyah bebinar sambil tersenyum diapun mengangguk "yahh..aku ingat..jadi..itu kamu??" tanya nya lagi. seketika tawa dan tangis kami menyatu dalam pelukan hangat dua orang sahabat yang telah lama terpisah.

Selasa, 10 September 2013

Lelaki Ku

Mungkin lelaki mu tak pernah memberikan mu bunga, mengajak mu Candle light Dinner, atau membelikan mu cincin berlian mewah. Janganlah buru2 memberinya cap tak romantis atau   tak cinta.

6 bulan ini statusku berubah menjadi istri, di tambah dengan rasa mual,capek dan segala keluhan Morning sick akibat kehamilan ku yang baru berjalan beberapa bulan. membuat aku sedikit sensitif. apalgi kalau di lihat dari perubahan keseharian makin membuat aku stress. sebelum menikah aku yang bekerja di sebuah perusahaan asing selalu disibukkan dengan urusan kantor, dering telepon meeting, dan lembur sampai malam, dan yang terpenting setiap saat aku punya uang dari hasil gaji ku sendiri, bebas mau kemana dan beli apapun yang aku suka.

"jangan kemana2 ya" "jangan lupa minum obat, minum susu" enatah berapa banyak wejangan yang harus aku denger setiap kali mengantarnya berangkat kerja. tidak boleh ini tidak boleh itu jangan kesana atau kemari hufttt...buat perut ku semangkin mual kalau ingat kata2nya.
"bosen atuh jeng di rumah terus, jalan2 yuk kebetulan ada mall yang baru buka tuh banyak promonya loh" ajak seorang tetangga ku dan diiyakan oleh para ibu2 yang lainya, membuat aku semakin iri dengan kebebasan para ibu tetanggu.

Kuberanikan diri untuk membujuk mas willy biar dapat ijin keluar rumah sekedar cuci mata, "yakin bisa?? " tanyanya sambil mengernyitkan dahi tak percaya. "bisa cuma ke mall sebentar aj" rengekku. akhirnya ijin itu turun, dengan berat hati, mas willy mengijinkan aku pergi dan memberiku beberapa lembar uang ribuan.
sesampainya di mall aku sibuk keluar masuk toko dan bergerombol bersama wanita2 lain yang menyaksikan ramainya acara grand opening. setelah capek berjejalan akupun makan di sebuah food cort tapi alangkah terkejutnya aku ketika hendak membayar mkanan baru aku sadari kalau dompet ku telah raib, sesaat aku terduduk lemas dan diam dilanda kebingungan, aku hanya bisa menangis dan menelpon mas willy untu di jemput.
Mas willy datang dengan terburu2 di wajahnya kulihat sejuta kekhawatiran, "kamu baik2 saja?" tanyanya sambil memelukku. setelah membayar makanan dia membawaku pulang ke rumah. di perjalanan aku hanya diam membisu menyesali semua yang terjadi hari itu. seperti mengrti kegundahan dan ketakutan ku mas willy juga tidak menanyakan apa2 dia hanya mengusap bahu ku.
Di rumah aku buru masuk ke kamar, mengganti pakaian dan tertidur karena aku benar2 lelah. saat terbangun ku lihat di atas meja sudah tersedia sepiring nasi goreng, dan teh mansis hangat, tanpa di suruh aku langsung melahapnya. "laper bu mil..?" tanya mas willy sambil tersenyum. dia melanjutkan acara menonton tv dan tak banyak komentar tentang peristiwa hari itu.
selesai makan aku pun mengikutinya menonton tv, duduk disampingnya sambil bergelayut manja di lengannya. "sekarang tau kan? kenapa aku selalu melarang mu pergi kemana2? itu karena kamu pelupa,suka lupa meletakkan hp, kunci, dan juga dompet" ternyata dompetku yang berisi uang yang diberikan mas willy tertinggal di laci meja rias ku, aku hanya membawa dompet yang biasa ku bawa untuk belanja.

"masih mau jalan2 sendiri? tanya mas willy sambil mengelus2 kepala ku. aku hanya menggeleng dengan lesu. tanpa tersa terbayang keluhan2 ku tentang mas willy, terlalu otoriter tidak pengertian, tidak romantis dan masih banyak lagi.

bayangan tentang mas willy yang datang tergopoh2sehabis menerima telpon ku tadi siang membuat aku sadar, sekalipun dia tidak romantis, tidak pernah memberiku bunga atau hadiah mewah lainnya tapi kekhawatiran di matanya menunjukkan betapa besar cintanya untu ku. saat membawa ku pulang dengan motornya dia memberikan jaketnya agar aku tidak kedinginan, dan dia juga terpaksa berbohong pada atasan nya hanya untuk bisa pulang dan menjemput ku. dia juga tidak pernah marah dan menghakimi ku atas semua kesalahan ku, kesalahan seorang istri juga tanggung jawab suami begitu katanya

tanpa terasa mata ku gerimis dan air mata ku mengalir membasahi dadanya, aku semakin erat memeluknya dan membenamkan kepala ku ke dalam pelukkannya, benar juga kata orang bahwa tempat yang paling nyaman untuk seorang wanita adalah berada dalam dekapan seorang lelaki yang mencintainya.


bogor 10 september 2013


Kamis, 05 September 2013

kutemukan cinta dalam kebencian


Jodoh itu rahasia Allah, setidaknya itu yang dulu selalu aku dengar. Sekuat apapun kau menghindari atau membenci seseorang cinta itu akan selalu menemukan jalannya untuk bersatu. Siapa sangka lelaki yang dulu begitu aku benci karena keisengan dan kejahilannya justru sekarang mengisi hari2 ku. Jangankan untuk bertemu,
mendengar namanya saja dulu bisa membuatku mual. mulai dari mengempeskan ban sepeda sampai memasukkan batu2an ke dalam tas ku dan semua ejekannya setiap hari selalu membuat aku menangis.

tapi satu yang aneh dari sikap Dewa, dia selalu ada didekatku dimanapun aku berada, disekolah, kantin, tempat les sampai ditempat pengajian sekalipun. dia seperti kutu yang menempel di kepala dan membuat aku selalu tak nyaman. tiada hari tanpa ledekan atau sikap jahilnya dan setiap hari pula wajahku selalu bergelayut kesal setiap bertemu dengannya. bahkan masih terngiang suara tawa nyaringnya, atau teriakan nakalnya setiap kali berhasil membuatku marah.

kuliah...saat itulah aku terbebas dari kenakalan dewa si pembuat onar, karena waktu itu dewa di terima kuliah di ITB tanpa tes. hari2 ku begitu menyenangkan sesaat, karena aku begitu menikmati dunia baru ku sebagai mahasiswi di perguruan tinggi negeri di kota ku. sebenarnya masuknya aku ke perguruan tinggi negeri pun di dorong oleh rasa kesal karena Dewa selalu meledekku, Dia bilang aku tak pantas kuliah apalagi masuk di universitas negeri, kalaupun masuk aku pasti gak bakalan bisa keluar atau lulus, hahahaha ingin rasanya tertawa didepan mukanya saat bertemu dan bilang kalau aku tidak sebodoh yang dia kira.

Di awal2 kepergian Dewa ke bandung seperti ada angin segar yang selalu menerpa hari2 ku, tetapi lama kelamaan baru rasa sepi itu hadir menggoda. setiap membuka jendela kamar yang langsung berhadapan dengan kamarnya seperti ada sesuatu yang hilang. Karena dulu setiap kali aku membuka jendela selalu ada wajah badung Dewa dengan muka anehnya yang selalu membuat aku gerah.

Lama2 aku berpikir bahwa semua yang di lakukan Dewa hanyalah untuk menarik perhatianku saja, sepertinya dia tidak bermaksud menyakiti atau menyinggung ku, tapi perhatian anehnya terkadang justru membuat aku ilfil. Dulu aku pernah turun dari angkot di saat hujan walaupun rumahku masih jauh hanya untuk menghindari ejekannya, tapi yang ada Dewa malah menunggu ku di depan gang sambil membawakan aku payung dan terus meledekku dengan sebutan gadis cengeng. aku berusaha menghindarinya dengan mendorong nya menjauhi ku. tapi Dewa tetaplah Dewa, bukannya menjauh dia semakin menarik tangan ku dan memayungiku sampai rumah.

Tanpa terasa hampir enam tahun sudah aku tak melihat wajah badung Dewa, dan akupun sudah melupakan kenakalan2nya. faktor umur mungkin membuat aku tak lagi memikirkan sikap nakal Dewa yang kekanak2an itu. sampai pada suatu malam sepulang kerja aku bertemu kedua orang tua Dewa di rumah ku. entah apa yang di bicarakan para orang tua itu, tapi kelihatanya begitu serius. 

Pagi itu kali pertama Dewa kerumah setelah 6 tahun kepergianya, woww...cuma itu yang bisa ku teriakkan dalam hati, karena Dewa yang ada di depan ku bukan lagi bocah nakal nan jahil, tapi sosok pemuda dewasa yang...alamak...senyum itu yang dulu begitu aku benci entah  kenapa seketika begitu manis terlihat. 

Dewa mengajakku keluar dan menemui teman2 sekolah dulu  mulai dari teman SD, SMP dan SMA dari semua teman yang kami temui aku seperti mendapatkan reaksi yang sama, semua menanyakan kapan kami akan menikah..???, mungkin hanya aku yang terdiam bengong setiap kali di tanya pertanyaan yang sama, tapi Dewa tampaknya tidak begitu kaget dengan pertanyaan teman2 ku, dia hanya menjawab "Insyaallah secepatnya" sambil melirik nakal ke arah ku dan sesekali tertawa terbahak melihat kebingungan ku.

Aku bosan dengan semua teka teki ini, tanpa basa basi aku memberondong Dewa dengan pertanyaan2 yang sedari tadi aku simpan di kepalaku, saat kami berdua di Mobil. Bukan dewa namanya kalau tidak bisa membuat aku kesal, bukannya menjawab pertanyaan2 ku, tentang rencana pernikahan yang sedari tadi di bicarakan dengan teman2 ku, dia malah tersenyum dan senyum itu kembali membuat aku mual. aku mohon penjelasannya sekali lagi.

Akhirnya Dewa menepikan mobilnya di sebuah cafe dan mengajakku turun, "aku akan jelaskan semuanya" cuma itu yang keluar dari mulutnya dan senyuman itu..benar2 membuat aku muak. aku diam dan tak beranjak sedikitpun dari kursi mobil aku meminta penjelasan secepatnya dari Dewa. sepertinya kali ini Dewa tau kalau aku benar2 marah.

Dewa terdiam sesaat dan menatapku sebelum dia bicara dan menjawab semua pertanyaanku. " maaf kalau aku membuat mu bingung...." itu kata2 pertama dewa saat mencoba menjelaskan. " aku tau kau membenciku sejak saat kita sama2 di disekolah dulu, tau kenapa aku selalu menyembunyikan buku2 mu dan mengembalikannya kerumah mu pd malam harinya? atau kenapa aku selalu berada satu angkot dengan mu setiap pulang dan pergi sekolah? apa kau pernah berpikir kenapa setiap kali kau membuka jendela kamar mu kau akan selalu melihat wajah ku?"  aku menggeleng dengan lesu dan malas menjawab pertanyaanya. " itu karena aku selalu ingin melihat mu dan ada di dekat mu, aku ingin melindungi mu dan selalu ada setiap kau butuhkan" jawaban Dewa seperti sebuah petasan yang meledak di telinga ku. "Andin aku mnyukai mu sejak kita sekolah dulu, dan kepada semuaa teman2 aku selalu bilang bahwa kau adalah pacar ku dan aku akan menikahi mu, itu sebabnya tidak ada yang mengganggu mu sewaktu sekolah dulu"

kekagetanku rasanya tidak sampai disitu, karena seketika kaca mobil di ketuk seseorang dari luar. "Bimo..?" adik bungsu ku tiba2 datang dan mengajak kami masuk ke cafe" ayoo buruan semuanya sudah datang" ajak bimo tak sabar. Dewa membuka pintu dan menarikku keluar mobil. entah apa yang terjadi rasanya aku malas berpikir lagi.

Didalam cafe sudah ramai keluarga ku dan keluarga Dewa. Saat pembawa acara mempersilahkan kami duduk dan mengutarakan hajatnya aku hanya terdiam, bingung dan sedikit kesal karena malam itu tiba2 saja keluarga Dewa melamarku. seperti mengerti kegundahanku Dewa tak henti2nya menggenggam dan mengelus2 tangan ku seperti sebuah permintaan maaf dan meminta ku sabar.

Akhirnya hari yang melelahkan itu berlalu, ternyata sekian lama Dewa menyimpan cinta untukku, walaupun caranya mengungkapan cintanya menurutku cukup aneh dan ajaib. sebelum kepergiannya kuliah ke bandung ternyata dia sudah melamarku kepada orang tua ku, dan kepada semua teman2 dia menitipkan aku untuk menjaga ku. setelah dia tamat dan bekerja sekarang saatnya di ingin menikahi ku. walaupun awalnya sedikit kesal namun akhirnya aku menerima lamaran Dewa dan keluarganya tiga bulan kemudian kami menikah, dan Dewa membawa ku ke papua karena dia di tugaskan disana, saat ini aku sedang menanti kelahiran anak pertama kami. ternayata aku menemukan cinta dalam kebencian ku.



Bogor 6 september 2013









Minggu, 11 Agustus 2013

Mudik

Mudik atau pulang kampung adalah salah satu Tradisi unik di Indonesia, semua perantauan selalu ingin pulang  kekampungnya masing-masing di setiap hari Raya  seperti lebaran atau Natalan. terlepas dari plus minus nya Mudik, ternyata kebersamaan adalah hal yang penting bagi sebagian masayarakat Indonesia. "mangan ora mangan seng penting ngumpul"

'



Rabu, 26 Juni 2013

Yang Unik dari Medan

lahir dan besar di Medan meninggalkan kenangan tersendiri tentang hal2 unik yang hanya bisa di jumpai di Medan

1. Sudaco Medan
 Jangan ngaku anak medan kalau belum pernah naik angkutan umum Sudaco, angkutan umum yang berpintu belakang  ini sangat terkenal di era tahun 80 an.


2. Becak Medan 
  Tidak seperti becak pada umumnya, pengemudi becak medan berada di samping bak penumpang.

3. Kereta Medan 
 
 Jika Mendengar kata "Kereta" di Medan jangan pernah membayangkan kereta api, karena di Medan yang di maksud dengan Kereta adalah Motor.



4. Aneka Tokoh Kartun khas Medan
Pak Tuntung adalah Tokoh Kartun yang terkenal terbitan sebuah koran lokal di medan






Senin, 17 Juni 2013

BELAJAR MEMASAK




                                                                              
      
“Horee…besok  liburan “ teriak  Nina .sambil  meloncat  kegirangan  . “Libur  t’lah tiba ,libur t’lah tiba “ Nina bernyanyi ,nyanyi kecil  sambil  Berjalan pulang dari sekolahnya. Hari ini adalah hari terakhir ujian dan Nina akan libur selama seminggu, menunggu anak kelas VI ujian .
Pagi itu Nina bermain boneka sendirian “Ah bosan main boneka sendirian ,gak seru “ Gerutu Nina sambil membereskan boneka berbie nya . Hari itu Nina hanya bermain sendirian karena semua teman -  teman nya  pergi, Aurel pergi ke rumah neneknya di Jakarta, Nada pergi ke Puncak bersama keluarganya, Kila pergi ke rumah saudaranya di Bandung.
Nina mencoba menyalakan TV dan menonton beberapa acara, “Ah..sama saja, acara TV gak ada yang seru, isinya Cuma acara gossip” gumam Nina dengan kesal, Nina kembali mematikan TV dan berjalan dengan lesu kekamarnya. “tidur mungkin lebih enak kali yah..” bisik Nina dalam hati, Nina pun merebahkan tubuhnya ke kasur dan mencoba memejamkan mata.
Namun tiba-tiba hidungnya mencium aroma masakan yang sangat harum dan lezat, “Hhmmm…aroma apa ini..?” Tanya Nina dalam hati. Nina bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas menuju dapur. Di dapur terlihat ibu sedang asyik memanggang sesuatu di oven. “sedang masak apa bu…? Tanya Nina sambil hidungnya mengendus-endus bau masakan yang ada di oven. “ohh..ibu baru saja membuat Brownies coklat keju, kamu pasti suka” kata ibu sambil tersenyum. “Bu boleh gak, aku mencoba buat kue seperti yang Ibu buat?” pinta Nina dengan manja. “ Tentu saja boleh, tapi tidak sekarang yah, karena bahan-bahannya sudah habis, bagaimana kalau besok pagi kita ke supermarket dan membeli bahan-bahan kue..?” Nina pun mengangguk sambil tersenyum. Tak lama brownies buatan ibu matang dan di keluarkan dari dalam oven. Tak perlu lama-lama, Nina segera mengambil pisau dan memotong brownies buatan ibu…”Hmm…lezaaaattt nyaaaa…” teriak Nina sambil memasukkan potongan-potongan brownies kemulutnya.
Pagi itu Nina dan Ibu pergi ke supermarket untuk membeli bahan-bahan kue. “Nin, bagaimana kalau hari ini kita belajar membuat kue bolu saja? “ Tanya Ibu sambil mendorong trolly di sela-sela rak bahan-bahan kue yang ada di supermarket. “ Memangnya kenapa Bu..? gak boleh yah… buat brownies seperti yang ibu buat kemarin ?” Tanya Nina sambil mengernyitkan dahinya. “Boleh saja sih…tapi brownies membuatnya agak  rumit dan bahannya lumayan banyak, nanti kamu bingung” jelas ibu sambil tersenyum “oke deh Bu.. bagaimana kalau kita buat bolu dengan parutan keju diatasnya, pasti enak..” balas nina sambil mengacungkan kedua jempolnya. Nina dan ibu pun tertawa bersama. Beberapa saat kemudian keranjang belanjaan Ibu dan Nina sudah penuh dengan bahan-bahan kue. Dan sesampainya di rumah Nina langsung berlari kedapur sambil membawa belanjaan bahan kue, keliahatanya dia sangat semangat sekali. “ Bu kita buat kuenya sekarang yah…udah gak sabar nih…” teriak Nina sambil meletakkan belanjaan di meja dapur. “ Sabar dong Nin..Ibu ganti baju dulu yah..” jawab Ibu sambil berlalu masuk ke kamarnya, dan kemudian keluar kembali setelah berganti baju.
Ibu mulai menyiapkan peralatan untuk membuat kue, ada mixer, mangkuk, spatula, dan baking pan atau panggangan bolu. “ Ayo nin, mulai kocok 6 butir telur dengan gula yang tadi ibu siapkan di gelas” Ibu memberi instruksi kepada Nina untuk memulai pembuatan kue bolu. “ Baik bu “ kata Nina dengan sigap, Nina pun mengambil mangkuk dan mixer, kemudian dia segera memecahkan enam butir telur dan mengocoknya dengan gula. “ Berapa lama di kocoknya Bu..? “ Tanya Nina sambil mengaduk-aduk mixer yang ada di tangannya. “ Sampai adonannya  mengembang dan kelihatan putih. Kira-kira 20 menit” ibu menjelaskan kepada Nina sambil mengambil beberapa bahan kue. “ Ini namanya pengembang ya,” kata ibu sambil memasukkan sesendok kecil pengembang. “gunanya untuk apa bu..?” Tanya Nina ingin tau. “Gunanya untuk membuat bolu mengembang dan tidak bantet, juga melembutkan” Ibu menjelaskan lagi. “Nah…kalau yang ini namanya vanili gunanya untuk membuat kue bolu yang kita buat beraroma harum”  Ibu kembali memasukkan vanili seujung sendok kecil. Tak lama kemudian adonan telur nina pun mulai mengembang dan berwarna putih kekuningan. Nina mulai menurunkan kecepatan mixernya untuk selanjutnya mematikan mixernya. “ Nah..tepung yang sudah ibu siapkan boleh di masukkan ke dalam adonan, lalu masukkan mentega cair yang sudah ibu siapkan di mangkuk kecil” Nina segera melakukan apa yang sudah di instruksikan Ibu. Untuk selanjutnya Nina memasukkan adonan kedalam cetakan kue bolu atau baking pan dan memanggangnya di kompor.
“Kira-kira sampai berapa lama di panggangnya Bu..?” Tanya Nina tak sabaran. “ Sabar ya…gak lama koq, kira-kira 30 menit” Nina hanya menganguk-angguk mendengar penjelasan ibu. Tak berapa lama kemudian, bolu buatan Nina pun di angkat ibu harumnya sangat menggoda hidung Nina.” Yeeee bolu ku jadiiii…berhasil..berhasil…horeeee” teriak nina sambil menyanyi ala kartun Dora di TV. Ibu hanya tertawa-tawa melihat tingkah Nina. “eittss..tapi belum di hias dengan parutan keju lho…”ibu mengingatkan Nina. “Ohh.. iyaaa lupaaa” Nina menepok jidatnya sambil tertawa-tawa. “Baik Bu kalau begitu Nina parut kejunya dulu ya…” Nina bergegas mengambil parutan keju di rak piring, dan segera memarut keju yang tadi di belinya di supermarket. Sementara Ibu mendinginkan Kue bolu dan kemudia mengoles atasnya dengan blue band. “ Nina yang tabur kejunya yah bu” pinta Nina sekali lagi Ibu hanya menganggguk mengiyakan. Setelah di tabur keju, kue bolu buatan Nina pun terlihat sangat indah dan menggoda selera. “Hmm..rasanya sayang ya kalau harus di potong dan di makan” kata nina sambil memutar-mutar piring kue bolu buatanya. Sementara Ibu hanya tersenyum melihat tingkah pola nina.
Tiba-tiba terdengar suara orang memberi salam dari luar pagar. “Assalamu’alaikum..” suara itu terdengar bergetar. Nina segera berlari keluar sambil memberi salam” Waalikum salammm” Nina membuka pagar dan di hadapannya berdirilah dua orang pengemis, seorang Ibu dan anaknya yang yang kurus dan berpakaian kumal. Si Ibu pengemis terlihat berdiri dengan susah payah karena kakinya terlihat sakit. “Maaf ada apa ya bu..? “ Tanya Nina kepada pengemis itu. “ Minta sedekahnya Nak, seiklasnya “ Si Ibu pengemis memohon sambil menengadah kan tangannya. “Tunggu ya Bu “ jawab Nina sambil berlari kedalam memanggil Ibunya “Buuu…diluar ada pengemis kasihan sekali lho...anaknya kurus sekali dan pakaiannya kotor” Nina menjelaskan kepada ibu, tak lama Ibu pun mengeluarkan selembar uang sepuluh ribu dari dompetnya dan menyerahkannya kepada Nina. “tolong berikan uang ini kepada mereka ya, oh ya..bagaimana kalau kamu membagi kue bolu buatan mu kepada mereka?” pinta Ibu kepada Nina sambil meyodorkan selembar uang. “ hmm…boleh juga Bu, hitung-hitung berbagi kebaikan, sapa tau bias dapat pahala, iya kan bu..??” Tanya Nina kembali, tak lama ibu pun memotong beberapa potong Bolu dan meletakkanya kedalam kotak makanan, Nina segera membawa kotak berisi kue bolu itu kedepan. “ Ini Bu, ada sedikit uang dan kue, mudah-mudahan ibu dan anak ibu suka ya” kata Nina sambil menyerahkan uang dan kotak makanan itu.  “Terimakasih banyak nak..mudah-mudahan Allah membalas kebaikan mu “ suara si ibu pengemis itu tampak bergetar begitu juga dengan tangannya yang memegang kotak berisi kue bolu, tiba-tiba saja air matanya mengalir membasahi pipinya. Tampak sang anak segera membuka kotak dan mengambil sepotong kue bolu dan melahapnya dengan rakus. “maklum nak, dari pagi dia belum makan, dia memang sangat lapar” jelas si Ibu pengemis sambil mengusap lembut kepala anaknya. Tak terasa mata Nina pun berkaca-kaca, tanpa terasa butiran air matanya juga mengalir di antara kedua pipinya. “ Sebentar Bu, saya akan ambilkan minum untuk anak Ibu ya” Nina segera berlari kedalam dan mengambil sebotol minuman dari dalam lemari es dan menyerahkanya kepada Ibu pengemis itu. “ Ini bu, bawalah “ Si ibu pengemis tak henti-hentinya mengucapkan terimakasih kepada Nina, sementara anaknya sibuk memakan potongan-potongan kue bolu buatan Nina, solah-olah itu adalah kue ter enak di dunia. Kemudian ibu pengemis dan anaknya pun berpamitan dan meninggalkan Nina yang berdiri terpaku di depan pagar sambil menghapus air matanya. “ Apa yang kamu pelajari hari ini Nin..? Tanya ibu tiba-tiba sambil menghapus butiran air mata yang tertinggal di pipi Nina, Nina hanya menggeleng sambil memeluk Ibunya. “Sesuatu yang mungkin buat kita tidak berarti atau biasa-bisa saja, bisa jadi akan sangat berharga untuk seseorang, seperti kue bolu buatan mu, kita belum tau seperti apa rasanya, enak atau tidak enak tapi ternyata untuk si Ibu pengemis dan anaknya sangatlah enak” Nina hanya mengangguk tersenyum, dan mengajak ibunya ke dapur untuk memotong kue bolu buatanya, akhirnya mereka pun duduk dan menonton TV sambil menikmati kue bolu buatan Nina. Nina tertawa sumringah saat Ibu memuji Kue Bolu buatan Nina sebagai kue ter enak di dunia.
*** Janganlah berhenti berbuat kebaikan sekecil apapun itu, karena sesuatu yang tidak berarti untuk mu bisa jadi akan sangat berarti untuk seseorang ***

Mengingat Masa Kecil

Terlahir di akhir tahun 70an dan mengalami masa kanak-kanak pada era 80an mempunyai banyak kenangan indah tersendiri beberapa hal lucu dan unik yang hanya ada di masa kanak-kanak era 80an adalah :

1. Senam Kesegaran Jasmani (SKJ 80)

Teng...teng...teng...teng...teng...teng...masih inget dong, suara musik Senam Kesegaran jasmani, yang kita dengar setiap hari sebelum masuk kelas. SKJ adalah ritual wajib yang harus di laksanakan. gerakanya yang terkesan lucu dan kreatif .

2. Makan bersama setiap pembagian raport
Berbeda dengan anak2 zaman sekarang yang setiap akhir kenaikan kelas selalu melakukan kegiatan piknik. zaman dulu setiap pembagian raport selalu diadakan makan-makan bersama, sederhana tapi penuh makna kebersamaan.

3.TVRI
Channel TV yang hanya satu2 nya membuat TVRI menjadi siaran TV idola saat itu.Acara2 nya yang masih sederhana, dan sinetron2 nya yang masih membumi, dan mempunyai nilai tuntunan yg begitu berkesan sampai sekarang. mungkin masih ada yg ingat dengan sinetro2 jadul ini ?
- Rumah Masa Depan
Serial Drama TVRI yang selalu di tunggu2, berkisah tentang Keluarga Bayu 

- ACI (Aku Cinta Indonesia)
Sinetron yg bercerita tentang persahabatan anak-anak SMP pada masa itu, cerita tentang Amir, Cici, dan Ito dan si cerewet Wati
4. Buku sekolah yang bisa turun temurun sampe 7 generasi
" Ini Ibu Budi", Ini Bapak Budi", siapa yang tidak ingat dengan kalimat2 di buku SD era 80 an ini, Buku terbitan Balai pustaka yang sederhana itu mampu bertahan dari generasi ke generasi dan tidak ada perubahan, sehingga menghemat pengeluaran orang tua pada waktu itu.

Jajanan Murah meriah
Aneka jajanan jaman dulu yang sekarang sudah jarang dan mungkin sudah tidak bisa ditemukan lagi
Chiclets ini permen karet yang terkenal pada era 80-90an
Gula Tarik, atau gulali, semua anak pasti suka permen tradisional ini. Bisa di buat aneka bentuk dan warna
Telur cicak, permen aneka warna yang mirip telur kecil sangat di sukai anak2
Permen karet Yosan, siapa yang tak kenal di era 80-90 an permrn ini sangat di gemari, karena memberikan hadiah bagi siapa saja yang bisa mendapatkan semua huruf Y O S A N.