WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : WASIAT IBLIS
SATU
LANGIT di atas teluk Penanjung di Pangandaran tampak bersih tak berawan sedikit pun. Sinar sang surya yang tidak terhalang terasa semakin terik begitu sang penerang jagat ini merayap semakin mendekati titik tertingginya.
Di puncak bukit karang sebelah timur Ratu Duyung yang merupakan tokoh silat golongan putih pertama yang muncul di tempat itu, masih tegak terheran-heran ketika dia melihat lblis Pemabuk berada di bukit sebelah barat.
"Manusia satu ini sulit diduga jalan pikirannya. Ketika bertamu ke tempatku jelas dia menunjukkan sikap berbaik-baik dengan orang-orang golongan putih. Sekarang tahu-tahu dia berada di pihak sana. Hemmm .... Jangan-jangan si gendut buruk itu sudah termakan rayuan manis Pangeran Matahari dan tipuan busuk minuman keras. Aku melihat ada lima gentong raksasa di bukit sana. Pasti berisi minuman keras kesukaannya .... Manusia kalau sudah jadi budak minuman dirinya pun akan dijualnya. Sayang... sayang sekali ...."
Selagi sang Ratu membatin seperti itu, tiba-tiba satu bayangan berkelebat dan di lain kejap sudah tegak di depannya. Dua orang anak buah Ratu Duyung cepat melompat ke depan sambil melintangkan senjata berupa tongkat besi yang ujungnya memancarkan sinar biru menggidikkan.
Sambil menekan rasa terkejutnya Ratu Duyung memberi isyarat pada ke dua anak buahnya untuk mundur. Lalu dia memandang pada orang yang tegak di hadapannya. Seorang tua berpakaian rombeng. Selapis kulit tipis yang menutupi wajahnya berwama sangat pucat. Rambutnya yang putih panjang melambai-lambai ditiup angin.
"Orang tua, apakah kau tidak tersesat datang ke bukit ini? Bukankah kau yang dijuluki Si Muka Mayat alias Si Muka Bangkai, guru Pangeran Matahari ... ?"
Ratu Duyung menegur. Cermin bulat dalam ge
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #90 : Kiamat Di Pangandaran - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar