Punya jabatan, tampang yang lumayan, tapi kenapa susah dapat jodoh ya..?? paling tidak itulah kata2 yang sering di bisikkan semua orang setiap melihat aku. ah..persetan dengan semua pemikiran orang2 toh mereka tidak pernah tau apa yang pernah aku alami.
Maya...yah bayangan gadis lucu itu belum bisa beranjak dari otakku, walau hanya dekat selama 3 tahun tapi butuh waktu hampir 10 tahun untuk mengeluarkan bayangannya dari otakku.
"ah..jangan pura2 bego deh..maya kan suka sama kamu" begitu kata teman2 ku setiap kali melihat aku cuek dan tidak respon akan kehadiran maya..tapi gadis itu selalu tersenyum ramah, mengajakku bercanda setiap kami bertemu. 3 tahun menjadi asisten dosen di kampus tempat kami menimba ilmu toh tetap tidak bisa membuat aku menyukai Maya.
"hei besok aku akan menikah" tiba2 saja maya mengejutkan aku dengan kabar yang begitu tiba2.
"menikah..? dengan siapa? koq tiba2 banget sih, gak pernah tau pacaranya tau2 dah mau merit aja" jawab ku dengan hati yang berdegup kencang. entah kenapa tiba2 saja aku merasa begitu kehilangan sepertinya kaki ku melayang dan tidak menapak di bumi.
"dengan teman kakak ku, itu pun dijodohkan abis nungguin kamu kelamaan" Maya masih bisa tertawa dan bercanda seperti biasa tanpa dia tau hati ku seperti disayat sembilu. hampir semua teman2 ku menyalah kan aku mengapa aku tak pernah menanggapi sinyal cinta yang di berikan maya.aku sendiri juga bingung dengan perasaan ku apakah aku benar2 menyukainya atau tidak, tapi yang pasti kepergian maya membuat aku kehilangan separuh jiwa ku.
"pak para pelamar sudah siap untuk interview" tiba2 suara seorang staff membuyarkan lamunan ku. hampir 2 jam menginterview tak satupun dari pelamar yang cocok di hati ku, dan ini pelamar terakhir aku hampir ogah2an menyambutnya. ketika tiba2 pintu terbuka dan masuklah sosok yang begitu aku rindukan.
"maya..?" cuma itu kata2 yang bisa aku ucapkan. didepan pintu maya tersenyum lebar dan tertawa memanggil nama ku.
"prasss..koq..bisa.." kalimatnya terhenti ketika melihat aku bingung dengan suasaa pertemuan yang tidak terduga.
"suamiku meninggal 2 tahun yang lalu, sekarang aku terpaksa mencari nafkah untuk menghidupi kedua anakku" begitulah cerita singkat maya. sementara aku hanya terdiam mendengarkan cerita sedihnya, ahh..andai saja aku bisa memeluknya pasti aku akan melakukannya.
"maaf may..sepertinya aku tidak bisa menerima mu di kantor ku, kamu kurang qualified" jawaban ku membuat maya tertunduk lesu dan hampir menangis, ohh..mendung dimatanya pliss jangan sampai tumpah menjadi hujan air mata.
"gak apa2 pras aku bisa ngerti koq" maya berusaha tersenyum dan berdiri dari kursinya.
"terimakasih sudah mau memberiku kesempatan, aku permisi dulu ya" tiba2 saja aku punya keberanian untuk menarik tangannya dan membenamkannya dalam pelukkan ku. setelah hampir 10 tahun aku kehilangan dia tak akan kubiarkan dia berlalu begitu saja.
"aku tidak ingin melihat mu di kantor ini, tapi aku ingin melihat mu ada dirumah ku, menemani aku setiap hari, dan mengahabiskan sisa hidupku bersama mu" maya hanya terdiam dan mencoba bersikap wajar, walau aku tau dia juga punya perasaan yang sama dengan ku.
"pliss beri aku kesempatan kedua " pinta ku dengan memelas, maya hanya tersenyum mengangguk. apakah ini sebuah kebetulan atau kan takdir yang harus aku jalani. tapi yang pasti aku tidak ingin kehilangan maya untuk kedua kalinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar